Luka

Kamu pernah bilang bahwa waktu akan sembuhkan luka.
Namun bagaimana lukaku bisa sembuh jika kamu selalu membuat luka yang baru.
Lagi dan lagi.

Kamu juga bilang bahwa waktu bisa menyembuhkan segalanya.
Tapi sakit itu selalu menemukan jalan untuk bertahan.

Mengingatmu adalah sebuah kebodohan.
Sama seperti mengorek luka yang hampir mengering.
Gatal. Ingin rasanya ku korek luka itu sekali lagi.
Luka yang hampir sembuh itupun menganga kembali.

Kamu pernah sembuhkan luka ini. Sekali.
Baru sembuh luka itu, dengan indahnya kamu mengukir luka baru.
Lebih besar. Lebih dalam. Lebih sakit.
Dari yang sudah-sudah.

Bahkan saat kamu pergi, luka itu masih ada.
Tidak ada satupun yang bisa menyembuhkan luka itu.
Luka itu abadi, karena melupakanmu adalah sebuah ketidakmungkinan yang sangat aku harapkan.

Kamu bukan segalanya untukku.
Tapi, aku tak bisa melakukan segalanya sendiri tanpamu.

Percayalah, luka ini yang membuatku bertahan dengan semua ketidakpastian dunia.
Luka ini yang membuatku selalu berharap.
Luka ini yang membuatku percaya bahwa kamu akan kembali.
Menyembuhkan luka ini.

Oh, kasih..
Kita tidak bisa jatuh cinta tanpa merasakan luka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Introvert.

Aku Ingin

Berbunga